Black Box Testing Vs White Box Testing, mana yang terbaik?

Anisya Kharisman
2 min readDec 31, 2024

--

Saat itu waktu sudah menunjukkan jam istirahat. Seperti biasa, saat jam istirahat para karyawan istirahat dan diselingi mengobrol atau sekadar bergosip, begitu pula Dudung dan Maman yang sudah sejak pagi saling berdebat mengenai mana pengujian terbaik antara black box testing dan white box testing. Dudung dan Maman mempunyai pendapat kalau metode yang mereka pakai masing-masing adalah yang terbaik.

Datanglah Siti untuk menyelesaikan perdebatan itu semua.

Apa itu Black Box Testing dan White Box Testing?

Black box testing jika diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia yaitu pengujian kotak hitam. Seperti namanya kotak hitam, Siti ingin kita membayangkan sebuah kotak yang berwarna hitam gelap dan tidak bisa terlihat. Seperti itulah metode pengujian kotak hitam.

Diagram Black box testing input dan output

Dalam hal ini jika kotak hitam diibaratkan sebagai sebuah sistem, maka kita tidak bisa melihat sesuatu (kode) yang membangun sistem tersebut. Sehingga secara keseluruhan Pengujian Kotak Hitam atau Black Box Testing dilakukan dari luar saja, berdasarkan persyaratan sistem, interface atau perilaku sistem tersebut.

Sedangkan white box testing atau pengujian kotak putih. Bayangkan kalau kotak putih itu transparan, sehingga sesuatu yang membangun sistem itu dapat terlihat.

Karena kode yang membangun sistem tersebut terlihat. Maka pengujian yang dilakukan white box testing berkaitan dengan logika apa yang ada di dalamnya, data, dan strukturnya.

Kapan melakukan Black box testing atau White box testing?

Black box testing atau white Box testing dilakukan saat sistem sudah selesai dibangun atau saat sistem sedang dibangun. Untuk mengetahui kapan melakukan testing kita perlu memahami lebih lanjut mengenai Software Development Life Cycle (SDLC).

Siapa yang melakukan Black box testing dan White box testing?

Black box testing bisa dilakukan oleh orang awam atau orang yang tidak mengerti mengenai bagaimana sistem dibangun. Namun tetap saja seorang tester yang baik mempunyai dasar mengenai bagaimana sistem dibangun dan dasar pemrograman untuk memudahkan dalam menguji.

White box testing bisa dilakukan oleh developer ataupun seorang advance tester.

Mengapa menggunakan Black box testing dan White box testing?

Pada dasarnya black box testing atau white box testing dilakukan untuk mencegah kerugian fatal setelah sistem digunakan. Dengan adanya pengujian sebelum sistem digunakan oleh pengguna diharapkan akan menekan biaya kerugian yang diakibatkan oleh error yang terjadi di sebuah sistem. Oleh karena itu, baik black box testing dan white box testing, keduanya penting dilakukan.

Kesimpulan

Seperti judul di atas, manakah yang terbaik antara black box testing atau white box testing? Jawabannya adalah keduanya terbaik.

Setelah berdebat panjang akhirnya Dudung dan Maman sampailah pada kesimpulan kalau kedua pengujian tersebut harus dilakukan dan mereka berdua pun tidak jadi istirahat karena waktu istirahat sudah mereka habiskan untuk berdebat.

Referensi:
1. Black box testing
2. Testing and Quality Assurance for Companent based Software
3. System Development Life Cycle

--

--

No responses yet